Kamis, 8 Desember 2016
Ketika Muhammad Saw lahir maka keadaan Ka’bah dipenuhi oleh banyak berhala. Mengapa berhala bisa berada di sana? Padahal Nabi Ibrahim menempatkan keturunannya di lembah yang tandus yang tidak terdapat tanaman-tanaman serta belum berpenghuni?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka sebelumnya akaan dijelaskan dahulu bagaimana kisah awal kemunculan berhala sebagai sembahan.
Pada surah Al Baqoroh ayat 213
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”
Ibnu Abbas ra meriwayatkan tentang penafsiran ayat ini. Dia berkata, “Jarak waktu antara Nabi Adam as. dan nabi Nuh as adalah kurang lebih 10 abad. Mereka semua membawa syari’at dari Allah lalu berpecah belah. Allah lantas mengutus para Nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.” Namun setelah setan menggoda kaum Nabi Nuh as untuk menyembah selain Allah, maka meluaslah perilaku syirik dan penyembahan berhala di kalangan anak manusia. Allah SWT berfirman,”Mereka berkata,”Jangan sekali sekali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” (QS Nuh : 23)
Nabi Nuh as dibesarkan di daerah Irak, dikalangan masyarakat yang kufur dan sesat. Allah kemudian mengutus Nuh dan Risalahnya guna mengeluarkan mereka dari lumpur kesesatan dan kegelapan pikiran menuju jalan petunjuk dan cahaya yang terang. Beliau adalah Rasul pertama yang diutus di muka bumi.
Kesesatan umat Nabi Nuh as. merupakan kesesatan aqidah pertama yang terjadi di muka bumi. Penyebabnya adalah seperti yang disebutkan Ibnu Jarir Ath Thabari, “Pada mulanya kaum yang berada diantara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah orang yang shaleh. Mereka juga memiliki pengikut yang patuh. Namun, ketika para Nabi dan orang-orang shaleh meninggal, para pengikut tersebut berkata, “jika kita membuat gambar mereka , tentunya kita akan lebih gemar beribadah karena mengingat mereka. Akhinya mereka membuat gambar para Nabi dan orang-orang shaleh tersebut.
Setelah pembuat gambar itu mati, datanglah kelompok lain yang dirasuki iblis seraya berkata,”Mereka menyembah orang-orang shaleh tersebut dan minta diturunkan hujan. Lantas, setiap orang mneyembah masing-masingberhala dan menjadikannya sembahan khusus. Setelah beberapa kurun, untuk lebih meyakinkan lagi, merekapun menjadikan gambar-gambar tersebut sebagai patung-patung berjasad untuk disembah.
Kemudian mereka menyembahnya dengan beragam cara penyembahan. Dan inilah yang kemudian tersebar pada zaman selanjutnya ketika sejumlah pengikut seolang alim menggambar guru mereka. Mereka hanya merasa khusyu’ jika menggambar sang guru jika meletakkan di hadapannya. Inilah awal dari bentuk penyembahan berhala dan patung.
Kisah selanjutnya adalah bagaimana keturunan anak manusia dan Ka’bah Baitul Karim setelah peristiwa banjir dahsyat yang merupakan azab bagi kaum Nabi Nuh?
Setelah banjir terjadi dan Allah menyelamatkan Nabi Nuh as. dan pengikutnya yang beriman saat kapal mereka berlabuh di atas bukit Judi, disebuah tempat yang dikenal dengan Jazirah ibnu Umar. Saat ini daerah tersebut merupakan bagian timur Turki.
Nabi Nuh memiliki 4 orang anak yaitu Kan’an, Yefits, Sam, Ham. Kan’;anlah yang pergi ke puncak gunung dan berlindung dari banjir dan akhirnya tenggelam. Mengenai ketiga putranya yang lain, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa seluruh bani Adam di bumi ini berasal dari ketiga anak nabi Nuh yang tersisa.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsy dan Yafits adalah bapak orang romawi. (lihat silsilah Nabi Nuh as)
📚Referensi : “Sami’Bin Abdullah, Atlas Sejarah Para nabi, Almahira-Jakarta 2014🌴🌴
💿 Semoga menambah pengetahuan dan keyakinan kita... Aamiin🙏🏻
Oleh : Ustadzah Amalia Bahar ( usz.
Yuyu)
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka sebelumnya akaan dijelaskan dahulu bagaimana kisah awal kemunculan berhala sebagai sembahan.
Pada surah Al Baqoroh ayat 213
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”
Ibnu Abbas ra meriwayatkan tentang penafsiran ayat ini. Dia berkata, “Jarak waktu antara Nabi Adam as. dan nabi Nuh as adalah kurang lebih 10 abad. Mereka semua membawa syari’at dari Allah lalu berpecah belah. Allah lantas mengutus para Nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.” Namun setelah setan menggoda kaum Nabi Nuh as untuk menyembah selain Allah, maka meluaslah perilaku syirik dan penyembahan berhala di kalangan anak manusia. Allah SWT berfirman,”Mereka berkata,”Jangan sekali sekali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” (QS Nuh : 23)
Nabi Nuh as dibesarkan di daerah Irak, dikalangan masyarakat yang kufur dan sesat. Allah kemudian mengutus Nuh dan Risalahnya guna mengeluarkan mereka dari lumpur kesesatan dan kegelapan pikiran menuju jalan petunjuk dan cahaya yang terang. Beliau adalah Rasul pertama yang diutus di muka bumi.
Kesesatan umat Nabi Nuh as. merupakan kesesatan aqidah pertama yang terjadi di muka bumi. Penyebabnya adalah seperti yang disebutkan Ibnu Jarir Ath Thabari, “Pada mulanya kaum yang berada diantara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah orang yang shaleh. Mereka juga memiliki pengikut yang patuh. Namun, ketika para Nabi dan orang-orang shaleh meninggal, para pengikut tersebut berkata, “jika kita membuat gambar mereka , tentunya kita akan lebih gemar beribadah karena mengingat mereka. Akhinya mereka membuat gambar para Nabi dan orang-orang shaleh tersebut.
Setelah pembuat gambar itu mati, datanglah kelompok lain yang dirasuki iblis seraya berkata,”Mereka menyembah orang-orang shaleh tersebut dan minta diturunkan hujan. Lantas, setiap orang mneyembah masing-masingberhala dan menjadikannya sembahan khusus. Setelah beberapa kurun, untuk lebih meyakinkan lagi, merekapun menjadikan gambar-gambar tersebut sebagai patung-patung berjasad untuk disembah.
Kemudian mereka menyembahnya dengan beragam cara penyembahan. Dan inilah yang kemudian tersebar pada zaman selanjutnya ketika sejumlah pengikut seolang alim menggambar guru mereka. Mereka hanya merasa khusyu’ jika menggambar sang guru jika meletakkan di hadapannya. Inilah awal dari bentuk penyembahan berhala dan patung.
Kisah selanjutnya adalah bagaimana keturunan anak manusia dan Ka’bah Baitul Karim setelah peristiwa banjir dahsyat yang merupakan azab bagi kaum Nabi Nuh?
Setelah banjir terjadi dan Allah menyelamatkan Nabi Nuh as. dan pengikutnya yang beriman saat kapal mereka berlabuh di atas bukit Judi, disebuah tempat yang dikenal dengan Jazirah ibnu Umar. Saat ini daerah tersebut merupakan bagian timur Turki.
Nabi Nuh memiliki 4 orang anak yaitu Kan’an, Yefits, Sam, Ham. Kan’;anlah yang pergi ke puncak gunung dan berlindung dari banjir dan akhirnya tenggelam. Mengenai ketiga putranya yang lain, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa seluruh bani Adam di bumi ini berasal dari ketiga anak nabi Nuh yang tersisa.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sam adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsy dan Yafits adalah bapak orang romawi. (lihat silsilah Nabi Nuh as)
📚Referensi : “Sami’Bin Abdullah, Atlas Sejarah Para nabi, Almahira-Jakarta 2014🌴🌴
💿 Semoga menambah pengetahuan dan keyakinan kita... Aamiin🙏🏻
Komentar
Posting Komentar